Materi

Materi

1. Teori Atom Dalton

John Dalton merumuskan teori atom pertama kali sekitar tahun 1803-1808. Teori atom Dalton dikemukakan berdasarkan dua hukum yaitu hukum Lavoiser (Kekekalan Massa) dan hukum Proust (hukum Perbandingan Tetap). (Johari, 2007: 44)

Seperti gambar berikut ini:

model atom dalton

Teori atom Dalton:

  1.  Atom adalah bagian terkecil dari suatu zat,
  2. Atom berbentuk bola sederhana yang sangat kecil, tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, artinya atom dari suatu unsur tidak dapat diubah menjadi atom unsur lain,
  3. Unsur yang sama mengandung atom yang sama, mempunyai massa dan sifat yang sama, sedangkan atom yang berbeda mempunyai sifat yang berbeda,
  4. Atom-atom dari unsur yang berbeda dapat bergabung membentuk senyawa dengan perbandingan yang sederhana.

Kelemahan teori atom Dalton

Pada perkembangan selanjutnya ditemukan berbagai fakta yang tidak dapat dijelaskan oleh teori tersebut, antara lain :
a. Tidak dapat menjelaskan sifat listrik materi.
b. Tidak dapat menjelaskan cara atom-atom saling berikatan.
c. Model atom  Dalton tidak dapat menjelaskan perbedaan antara atom unsur yang satu dengan unsur yang lain.

Kelemahan –kelemahan tersebut dapat dijelaskan setelah ditemukan beberapa partikel penyusun atom, seperti elektron ditemukan oleh Joseph John Thomson tahun 1900, penemuan partikel proton oleh Goldstein tahun 1886.

Kelebihan teori atom Dalton

a. Dapat menerangkan Hukum Kekekalan Massa (Hukum Lavoisier)
b. Dapat menerangkan Hukum Perbandingan Tetap (Hukum Proust)

2. Teori Atom Thomson

Pada tahun 1897, J.J.Thomson menemukan elektron. Ia berasumsi massa elektron lebih kecil dari massa atom. Maka atom bukanlah partikel terkecil dari suatu zat. Thomson menyimpulkan bahwa elektron merupakan partikel dasar penyusun atom.

                                   odelatomthompson

Teori atom Thomson:

 Atom merupakan bola pejal dimana materi yang bermutan positif yang tersebar merata di dalam atom dinetralkan oleh elektron-elektron yang bermuatan negatif. Model atom Thomson diumpamakan seperti roti kismis.

3. Teori Atom Rutherford

Penemuan electron sebagai salah satu penyusun atom oleh Thompson membuat para ilmuwan pada saat itu semakin bergairah untuk meneliti penyusun atom salah satunya adalah Ernest Rutherford.

Rutherford  ingin membuktikan kebenaran teori atom yang dikemukakan oleh Thompson dengan menggunakan sinar radioaktif. Pada saat itu ilmu tentang radioaktif sudah mulai berkembang terutama pada saat ditemukannya uranium yang dapat memancarkan sinar radioaktif.

Eksperimen Rutherford dilakukan dengan menembakkan partikel alfa (?)-yang kemudian diketahui sebagai inti atom Helium bermuatan positif pada lempengan tipis emas. Bila teori atom Thompson benar maka hampis semua berkas sinar alfa ini akan diteruskan dengan sedikit sekali sinar yang akan dibelokkan.

Akan tetapi hasil yang diperoleh Rutherford sungguh diluar prediksinya. Walaupun sebagian besar sinar alfa diteruskan, terdapat sejumlah besar sinar alfa yang dibelokkan dengan sudut yang besar, bahkan terdapat sinar alfa yang dikembalikan lagi tanpa pernah menyentuh detector.

Dengan percobaan ini maka Rutherford menarik kesimpulan tentang teori atomnya:

  • Sebagian besar sinar alfa yang menembus pelat tipis emas terjadi disebabkan sebagian besar atom adalah ruang kosong (ruang terbuka).
  • Sinar alfa yang dibelokkan dengan sudut besar terjadi karena mendekati inti atom.
  • Sinar alfa yang dipantulkan kembali adalah sinar alfa yang menumbuk inti atom

Dengan asumsi ini maka Rutherford mengajukan bahwa atom bukan merupakan benda pejal seperti yang dikemukakan oleh Thompson akan tetapi atom memiliki inti atom yang sangat pejal (massive) dimana berat atom terletak dan electron yang mengitari inti dengan jarak yang cukup besar jika dibandingkan dengan diameter inti atom. Itulah sebabnya mengapa atom sebagian besar adalah ruang kosong. Atau kita bisa mengatakan bahwa ukuran inti atom relative sangat kecil jika dibandingkan dengan keseluruhan atom itu sendiri.

modelatomrutherford

Setelah penemuan Rutherford ini maka para ilmuwan menyadari bahwa atom bukan merupakan zat tunggal akan tetapi dibangun oleh subpartikel atom. Dengan penelitian selanjutnya mereka mengetahui bahwa inti atom bermuatan positif (dimana jumlah muatannya sama dengan nomor atom). Dan penelitian selanjutnya para ilmuwan menemukan bahwa jumlah electron adalah sama dengan nomor atom, dengan demikian atom bermuatan netral (muatan positif = muatan negatifnya).

Teori atom Rutherford (1911):

  1. Atom tersusun dari inti atom yang bermuatan positif dan elektron-elektron yang bermuatan negatif mengelilingi inti.
  2. Atom bersifat netral sehingga jumlah proton dalam inti sama dengan jumlah elektron yang mengelilingi atom.

3. Teori Atom Niels Bohr

Teori atom Bohr:

  1. Elektron mengelilingi inti atom pada tingkat-tingkat energi tertentu.
  2. Pada keadaan normal, elektron menempati tingkat energi terendah, yaitu kulit K, disebut tingkat dasar.
  3. Elektron dapat berpindah dari tingkat energi satu ke tingkat energi lain.
  • Apabila dari tingkat energy rendah ke tinggi, disebut eksitasi, disertai penyerapan energy
  • Apabila dari tingkat energi tinggi ke rendah, disebut deeksitasi, disertai pemancaran energi

Tinggalkan komentar